
Tiga Perguruan Tinggi Swasta terjun langsung langsung dampingi petani di Kabupaten Sorong membuat pupuk organik Super Bokhasi MA-11.
Kabupaten Sorong- Dalam rangka meningkatkan kemampuan petani terkait teknologi pertanian berkelanjutan tim pengabdian dari tiga Perguruan Tinggi Swasta, yaitubUnamin, UKIP dan STIE Bukit Zaitun Sorong terjun langsung mendampingi petani membuat pupuk organik Super Bokashi MA-11.
Pembuatan pupuk organik Super Bokhasi MA-11 melibatkan Kelompok Tani Gajah Mulio dan Sragen Mulio Kelurahan Matawolot, Distrik Salawati, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Minggu, 26 Januari 2025.
” Pupuk organik super Bokashi MA-11 adalah inovasi baru di bidang pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman dan kesuburan tanah,” jelas dosen Faperta Unamin Sorong, Ajang Maruapey, Senin, 37 Januari 2025.
Lebih lanjut Ajang menjelaskan, pupuk organik disebut Super Bokhasi MA-11 karena terbuat dari bahan organik berupa sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan, yang kemudian di fermentasi menggunakan dekomposer mikroorganisme alami Alfafa MA-11.
Bakteri Alfafa MA-11 adalah salah satu decomposer yang paling efektif dan efisien karena banyak mengandng bakteri baik seperti Rhizobium sp. Dengan bakteri rumen sapi lainnya seperti selulotik, proteolitik dan amilotik,
” Ketiga bakteri ini bekerja dengan sangat cepat untuk menguraikan bahan organik dan menambahkan nutrisi tambahan ke hahan organik yang baik untuk tanaman,” jelasnya.
Ia menambahkan, penguraian ini dapat meningkatkan aktivitas biologis dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jika digunakan pada tanah dan tanaman.
” Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari tridarma perguruan tinggi, salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan dua rekan dosen, yaitu Philipus Sinay dari UKiP Sorong dan Nurlela dari STIE Bukit Zaitun Sorong,” ujar Ajang.
Ajang menyebut bahwa Kegiatan pengabdian yang dilakukan menggunakan metode praktek membuat pupuk organik dan uji cobah pupuk melalui demostrasi plot.
Tujuannya, yang pertama itu membangun kesadaran petani akan pentingnya menjaga kesehatan tanah dan lingkungan. Yang kedua, meminimalisir ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Ketiga, meningkatkan kesuburan lahan pertanian. Yang terakhir, meminimalisir ketergantungan petani terhadap pupuk kimia,
Selain itu, lanjut Ajang, manfaat dari kegiatan pendampingan ini, yaitu mengedukasi petani tentang pentingnya pertanian berkelanjutan berbasis organik, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang teknologi Super Bokashi MA-11 dan mendorong petani untuk menjadi lebih mandiri dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Ajang juga menyebut bahwa dalam kegiatan ini juga petani juga dilatih untuk membuat pupuk organik Super Bokashi MA-11, mulai dari memilih bahan baku organik pupuk yang berkualitas tinggi seperti kotoran hewan, jeram tanaman dan bahan-bahan lain sebagai pelengkap dalam proses fermentasi hingga uji lapangan melalui penerapan demontrasi plot pada tanaman ubi jalar.
Ia mengaku bahwa kegiatan demostrasi plot dilakukan pada tanggal 25 Januari 2025 pada lahan 1 m x 2 m persegi.
Sebelumnya pupuk hasil praktek petani di taburi di setiap lubang selanjutnya ditanami tanaman ubi jalar sesuai dosis perlakuan.
Diakui Ajang bahwa tujuan demontrasi plot untuk mentrasnfer teknologi baru kepada petani guna meningkatkan produktivitas tanaman. Kemudian mendorong petani untuk menggunakan teknologi pupuk organik ramah lingkungan dalam praktik budidaya pertanian serta membandingkan teknologi pupuk organik superbokashi MA-11 dengan pupuk kimia,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka dan emperoleh data lapangan untuk kemajuan riset.
Sementara itu, ketua kelompok tani Gajah Mulio, Sugeng Riyanto menyambut baik kegiatan ini. Ia mengatakan bahwa kegiatan hari ini akan membantu petani menghindari ketergantung pada pupuk kimia dikarenakan harganya yang sangat mahal.
Sugeng mengaku bahwa kegiatan pembuatan pupuk organik dapat membangun hubungan yang baik di antara komunitas petani dan kampus.
Pada kesempatan yang sama ketua poktan Sragen Mulio, Saliki mengungkapkan bahwa pupuk organik Super Bokhasi MA-11 yang dibuat bersama bapak-bapak dari kampus berhasil dan berkualitas.
” Kami berencana memproduksi lebih banyak lagi. Sehingga petani tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi karena jumlahnya terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman petani,” ujarnnya.
Di sisi lain, Philip Sinay, Dosen Fekon UKIP Sorong, Philip Sinay menyebut, untuk menigkatkan produksi tanaman pangan holtitikultura maka petani akan manfaatkan penggunaan pupuk organik yang berasal dari Kohe.
” Pupuk ini digunakan petani untuk keseburan lahan yang berkelanjutan. Pada dasarnya, hasil produksi akan menjadi perbandingan dimana tanaman yang menggunkan pupuk dan tidak menggunakan pupuk,” ungkapnya. (Edi)