
Dua Perguruan Tinggi Swasta dan Dinas TPHBun Kabupaten Sorong panen padi varietas unggulan.
Kabupaten Sorong- Padi masih menjadi komoditas unggulan untuk ketahanan pangan di Kabupaten Sorong. Namun, metode budidaya, pemanenan hasil panen dan metode pengolahan pascapanen yang tidak efisien menjadi masalah yang sering dihadapi petani padi.
Untuk mengatasi masalah tersebut Fakultas Pertanian Unamin Sorong dan Dinas TPHbun memberikan bantuan teknis dan pendampingan peneliti.
Pendampingan melibatkan dosen Fakultas Pertanian Unamin Sorong Ajang Maruapey dan Dosen STIE Bukit Zaitun Sorong, Nurlela serta petugas PPL setempat membantu petani melakukan ubinan pada tanaman padi.
Kegiatan pendampingan petani merupakan salah satu solusi strategis bagi petani padi di Kelurahan Makbusun.
Peneliti dari Faperta Unamin Sorong, Ajang Maruapey mengungkapkan, dengan adanya pendampingan petani dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan guna meningkatkan produktivitas pertanian
Demikian halnya dengan sosialisasi tentang ubinan dan panen. Tujuannya, meningkatkan kesadaran petani akan manfaat dari kegiatan yang mencakup peningkatan hasil pertanian dan peningkatan pemahaman teknis dalam memungut hasil padi.
Ajang mengingatkan, hasil ubinan hanyalah perkiraan sementara dan bukan angka pasti dari hasil panen yang akan dihasilkan.
” Ini karena berbagai faktor, seperti kondisi tanah di sawah dapat memengaruhi hasil panen di setiap bagian lahan sehingga sampel yang diambil mungkin tidak sepenuhnya mewakili kondisi lahan secara keseluruhan,” jelasnya, Sabtu lalu.
Ia menambahkan, selain Faktor lingkungan, hama, penyakit dan cuaca dapat memengaruhi hasil panen secara keseluruhan.
Ubinan yang dilakukan saat kondisi lingkungan baik mungkin menghasilkan perkiraan yang lebih baik daripada ubinan yang dilakukan saat kondisi lingkungan buruk.
” Jadi, padi yang dipungut hasilnya pada hari ini belum jadi varietas tapi masih berupa Galur,” ujarnya.
Lebih lanjut Ajang mengatakan bahwa varietas itu kelompok tanaman dari satu jenis yang menghasilkan keturunan melalui seleksi atau pemuliaan yang sudah teruji dan memiliki karakter genetik yang seragam dengan sifat unggul seperti hasil panen tinggi, tahan hama dan penyakit dengan kualitas beras yang baik.
Ia pun mencontohkan varietas ciherang, Inpari 13 dan lainnya, sedangkan Galur padi adalah sekelompok tanaman yang masih dalam tahap pengembangan atau penelitian.
” Jadi, galur ini bisa jadi calon varietas unggul baru jika sudah terbukti berpotenasi memiliki keunggulan yang siginfikant seperti produksi tinggi, tahan hama penggerek batang, dan penyakit blas dll,” kata Ajang.
Ajang menyebut salah satu dari enam galur padi yang ditanam oleh petani yang saat ini kami ubin adalah galur BIORIN 54F, yang merupakan hasil seleksi dan pemulian dari peneliti BRIN.
” Saya mengembangkannya dan uji coba adaptasi pertama kali di Kelompok Tani Insaf 1 di Kelurahan Klaru, Distrik Mariat tahun kemarin, dan uji coba kedua di Kelompok Tani Tinar Buko SP-3 Makbusun di lahan padi seluas 6 hektare. Hasilnya, sangat signifikan,” ungkapnya.
Dosen Faperta Unamin Sorong itu mengaku, hasil rata-rata perpetak ubinan mencapai 3,5 hingga 4,5 kg.
” Ini adalah peningkatan dibandingkan dengan hasil panen tahun sebelumnya dengan varietas lokal, Dengan kata lain, sekitar 5-7 ton per ha GKP,” sebutnya.
Ia juga mengaku bahwa beberapa galur biorin, termasuk galur 54 ini telah didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) untuk dilepas sebagai varietas unggul sesuai dengan berbagai kriteria, termasuk nama dan kode varietas, hasil tinggi, dll.
” Mudah-mudahan bisa menjadi jenis unggur baru. Insah Allah kita akan menunggu hasilnya,” harap Ajang.
Pada kesempatan itu juga Ketua Kelompok Tani Tinar Buko, Triono mengungkaokan, musim tanam kemarin, varietas lokal jenis Cakrabuana yang ditaanamnya bersama beberapa anggota kelompok tani kurang memuaskan dibandingkan dengan galur dari Pak Ajang.
Diakuinya bahwa, galur padi Biorin 54 ini biasa memuaskan karena tumbuh seragam dan bagus. Artinya, bulirnya rapat dan penuh sesak dari batang sampai ujungnya, tidak ada yang hampa. Semuanya tahan rontok dan hama penggerak.
Tak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Agus, karena ini baru mau ubin makanya belum bisa dipastikan hasil berapa kuintal. Tapi setelah perhatikan padinya dari awal tanam sampai panen ini hari ini dipastikan hasilnya memuaskan.
Setelah mencoba menanam varietas lokal hasilnya kurang memuaskan. Sekarang kita menanam padiĀ galurĀ 54 F dari pak Ajang.
” Kami puas dengan hasil panen yang penuh dengan gabah dan bebas hama. Ini juga tahan terhadap angin, hujan dan hama penggerek batang,” kata Sugiman
Sugiman mengaku, meski hujan menyebabkan padi terkenang namun batang padi tetap kokoh.
” Ini menunjukkan bahwa padi ini bagus. Tak heran jika kelompok tani sangat senang sehingga bisa di tanam kembali di musim tanam berikut,” ujarnya.
Sementara Koordinator PPL Makbusun, Jemy Rumbiak mengatakan, hasil panen padi tahun ini meningkat.
Jemy berharap, kedepannya benih padi galur 54 F ini bisa dikembangkan mengingat hasil panen tahun ini lebih meningkat. Selain itu, kita juga bisa kolaborasi dengan akademisi dan petani di daerah lain untuk mencoba benih padi yang ditanam saat ini.
” Kedepan peneliti dari Universitas Unamin bisa mengembangkan galur ini atau varietas unggul baru lebih banyak lagi agar petani tidak lagi kesulitan mencari benih atau bibit yang berproduk tinggi,” tambahnya.
Sebagai petugas lapangan dirinya mengimbau kepada petani untuk berkomitmen menanam serempak atau secara bersamaa.
” Jangan satu tanam, yang lain tidak tanam. Karena menanam serentak ada banyak manfaatnya, salah satunya bisa menghindar serang hama penyakit. Ketika dikendalikan dapat dilakukan secar bersa sama. Jika ada masalah banjir dan kemarau yang menjadi satu kesatuan masalah dapat diatasi dan diperhatikan oleh pemerintah daerah,” pungkasnya.
Menurut Nurlela Dosen Ekonomi STIE Bukit Zaitun, Nurlela menilai, dari segi ekonomi, keberhasilan panen padi akan berdampak positif pada pendapatan petani.
Dengan hasil panen yang melimpah, petani dapat meningkatkan pendapatan, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak dan investasi di sektor pertanian lainnya.
Nurlela menekankan, pengelolaan sektor pertanian harus dilakukan dengan baik dan hati-hati serta bijaksana sebab nantinya akan mengacu pada masa yang akan datang.
” Menurunnya kualitas sumber daya alam yang dipakai seperti tanah, tentu akan berpengaruh terhadap produktivitas sektor pertanian itu sendiri,” tutupnya. (Edi)