
MatahariIndonesiaTimur.com, Nabire-
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua Sehat Nabire resmi dilaunching bersamaan dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) operasional oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua. Kegiatan ini berlangsung di Aula RRI, Jalan Merdeka, Kabupaten Nabire, ibu kota Provinsi Papua Tengah, Rabu (16/7/2025).
Kepala LLDIKTI Wilayah XIV Papua, Dr. Suriel Semuel Mofu, S.Pd., M.Ed, dalam sambutannya menyatakan bahwa kehadiran STIKES Papua Sehat merupakan bagian dari perluasan akses pendidikan tinggi, khususnya bidang kesehatan di wilayah Papua Tengah.
“Syukur kepada Tuhan, telah diserahkan SK Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 412/B/O/2025 tentang izin pendirian STIKES Papua Sehat Nabire. Ini menambah jumlah perguruan tinggi swasta di Papua Tengah menjadi 12,” ujar Dr. Mofu.
Ia menambahkan bahwa Papua Tengah kini menjadi provinsi ketiga terbanyak yang memiliki perguruan tinggi swasta di Tanah Papua, setelah Papua dan Papua Barat Daya.
Lebih lanjut, Dr. Mofu menyoroti pentingnya peningkatan mutu dan akreditasi bagi kampus baru. Menurutnya, meskipun STIKES Papua Sehat telah mengantongi akreditasi minimum, peningkatan menuju akreditasi definitif sangat penting untuk keabsahan ijazah dan legalitas dosen.
“Kalau sudah akreditasi definitif, dosen-dosen bisa memiliki NIDN dan legalitas mengajar. Ini bukan perjuangan mudah, tetapi wajib ditempuh agar kampus bisa mewisuda mahasiswanya dengan sah,” tegasnya.
Terkait beasiswa, Dr. Mofu menyebut bahwa LLDIKTI Wilayah XIV telah menyalurkan 18 ribu beasiswa KIP Kuliah Presiden kepada mahasiswa dari 60 perguruan tinggi swasta se-tanah Papua, dengan nilai hampir Rp300 miliar per tahun.
Namun, ia menekankan bahwa prioritas diberikan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
“Beasiswa ini bersifat diskriminatif secara positif. Artinya, hanya untuk mereka yang benar-benar membutuhkan. Rumah mewah, motor banyak, maaf saja. Kita ingin bantuan tepat sasaran,” jelasnya.
Ia juga berharap agar kampus ini tidak hanya melahirkan tenaga medis, tetapi mampu menyehatkan masyarakat Papua secara menyeluruh melalui pendekatan promotif dan preventif.
“Menyehatkan Papua bukan soal mendatangkan banyak dokter. Tapi soal bagaimana masyarakat dijaga tetap sehat; melalui lingkungan bersih, penyuluhan gizi, dan edukasi hidup sehat,” tandasnya.